ENZYME LINKED
IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
Pendahuluan
Metode Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay (ELISA) merupakan suatu teknik immunoassay yang digunakan untuk
mendeteksi atau mengetahui kuantitas atau kadar dari suatu zat berdasarkan
reaksi imunologis. Metode ELISA yang rutin digunakan format microplate standar
dengan 8 baris dan 12 kolom sehingga terdapat 96 sumuran. Oleh karena itu,
dengan ELISA kita dapat mendeteksi kuantitas atau kadar dari beberapa
konsentrasi zat sekaligus. Pada format microplate yang lain terdapat 16 kolom
atau lebih dengan 24 kolom atau lebih, sehingga terdapat lebih dari 384
sumuran.
Secara singkat, prinsip metode ELISA adalah
dengan membuat berikatannya antibodi spesifik (antibodi primer) dengan protein
target pada sumuran microplate ELISA yang sudah terdapat berbagai konsentrasi
protein yang akan diukur. Selanjutnya kompleks protein yang telah berikatan
dengan antibodi spesifiknya tersebut akan dapat berikatan dengan antibodi lain
yang telah mengandung biotin (antibodi sekunder). Selanjutnya diberikan
substrat (misalnya ABTS atau TMB) untuk membuat terjadinya colorimetric
reaction berdasarkan dari aktivitas avidin-horseradish peroxidase pada substrat
yang berikatan dengan biotin pada antibodi sekunder. Hasil akhir dari reaksi
tersebut adalah adanya perubahan warna cairan pada well microplate. Optical
density produk hasil dari rangakaian metode ELISA ini diukur dengan menggunakan
spectrophotometer.
Spectrophotometer adalah sebuah alat
yang dapat mengukur jumlah dari cahaya yang menembus sumuran dari microplate.
Kompleks antigen-antibodi yang kita buat pada well mcroplate akan memberikan
perubahan warna pada cairan tersebut, sehingga akan memberikan optical density
yang berbeda. Optical density dapat dinyatakan meningkat atau menurun
berdasarkan pengenceran material standart, sehingga akan menghasilkan kurva
dose-response yang nantinya akan digunakan untuk mengestimasi kadar protein
tersebut.
Pada praktikum pelatihan ELISA ini
akan dilakukan pengukuran terhadap kadar IL-6 dari sampel yang telah disediakan.
Tujuan
1.
Melatih mahasiswa biomedik untuk dapat melakukan ELISA
2.
Mengukur konsentrasi IL-6 dari sampel yang telah disediakan
Metode
Bahan
penelitian:
1. Coating
buffer
-
Na2CO3
0.159 g
-
NaHCO3
0.293 g
-
NaN3
0.02 g
-
Add
H2O till 100 ml
-
Adjust
pH 9.6
2. PBS
(Phosphat Buffer Saline)
-
NaH2PO4
0.24 g
-
Na2HPO4
0.12 g
-
KH2PO4
0.07 g
-
KCl
0.68 g
-
Add
H2O till 100 ml
-
Adjust
pH 7.4
3. PBS-Tween
(wash buffer)
-
PBS
100 ml
-
Tween-20
50 μL
4. Blocking
buffer (1% BSA)
-
BSA
0.1 g
-
PBS
10 mL
5. Stop
solution (H2SO4 2N)
-
H2SO4
0.55 mL
-
Add
H2O till 10 mL
6. Sampel
IL-6
7. Antibodi
IL-6
8. Anti-Rabbit
igG
Prosedur
ELISA
1.
Siapkan plate ELISA dan Plate Layout
|
1-A:
Blanko IL-6 2-A: 3
1-B:
1 μg 2-B: 12
1-C:
0,1 μg 2-C: 16
1-D:
0,01 μg 2-D: 9
1-E:
0,001 μg 2-E: 14
1-F:
0,0001 μg 2-F: 6
1-G:
0,00001 μg 2-G: 5
1-H:
0,000001 μg 2-H: 4
2.
Coating antigen
a. Serum: coating buffer = 1: 25 @
100µl
b. BUngkus dengan alumunium foil
c. Inkubasi dalam suhu 40 selmalam
d. Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x
@ 3 menit @ 100 µl
3.
Coating Blocking buffer (supaya menutupi antigen yang tidak kita inginkan)
a. 1% BSA-PBS @ 100 µl
b. Bungkus dengan alumunium foil
c. Inkubasikan selama 1 jam pada suhu
ruangan
d. Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x
@ 3 menit @ 100 µl
4. Coating antibody
primer (mengikat antigen spesifik yang sudah kita coating sebelumnya)
a. Mouse anti-human antibody : Blocking Buffer
= 1: 500 @ 100 µl
b. Bungkus dengan alumunium foil
c. Inkubasikan selama 2 jam pada suhu
ruangan
d. Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x
@ 3 menit @ 100 µl
5. Coating antibody
sekunder (untuk mengikat antibody spesifik yang supah kita coating sebelumnya,
dan memberikan tempat untuk molekul pewarnanya)
a. Rabbit anti-mouse IgG Biotin conjugate :
PBS = 1: 1000 @ 100 µl
b. Bungkus dengan alumunium foil
c. Inkubasikan selama 1 jam pada suhu
ruangan
d. Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x
@ 3 menit @ 100 µl
6.
Coating enzim
a. SAHRP : PBS = 1:1000 @ 100 µl
b. Bungkus dengan alumunium foil
c. Inkubasikan selama 1 jam pada suhu
ruangan
d. Buang dan cuci dengan PBS-Tween 3x
@ 3 menit @ 100 µl
7.
Substrat dan Stop solution
a. Teteskan substrat Tetramethyl
benzydine (TMB) @ 50 µl
b. Inkubasi selama 30 menit dalam suhu
ruangan
c. Tambahkan H2SO4 2N @ 50 µl
d. Inkubasikan selama 10 menit pada
suhu ruangan
8. Baca dengan ELISA
reader (Spectrophotometer) pada λ 450 nm 3 kali tiap 5 menit
Hasil
1. Standart IL-6
Standard
|
Conc. (ng/ml)
|
OD
|
1
|
1000
|
0.773
|
2
|
100
|
0.298
|
3
|
10
|
0.076
|
4
|
1
|
0.181
|
5
|
0.1
|
0.169
|
6
|
0.01
|
0.248
|
7
|
0.001
|
0.679
|
Kurva standart disebut baik apabila R2-nya
mendekati 1. Pada hasil ELISA ini didapatkan nilai R2 pada kurva
0,4823, akibatnya kurva standart ini tidak dapat digunakan. Oleh karena itu
digunakan kurva standart lain untuk membantu pembelajaran menghitung kadar IL-6
meskipun seharusnya menggunakan standart lain juga tidak diperbolehkan.
2.
Satandart uPAR
Standard
|
Conc. (ng/ml)
|
OD
|
Avg OD
|
log conc.
|
log O.D
|
|
1
|
0
|
0.076
|
0
|
|||
2
|
62.5
|
0.095
|
0.112
|
0.0275
|
1.795880017
|
-1.56067
|
3
|
125
|
0.129
|
0.139
|
0.058
|
2.096910013
|
-1.23657
|
4
|
250
|
0.186
|
0.194
|
0.114
|
2.397940009
|
-0.9431
|
5
|
500
|
0.285
|
0.302
|
0.2175
|
2.698970004
|
-0.66254
|
6
|
1000
|
0.48
|
0.497
|
0.4125
|
3
|
-0.38458
|
7
|
2000
|
0.864
|
0.971
|
0.8415
|
3.301029996
|
-0.07495
|
8
|
4000
|
1.841
|
1.869
|
1.779
|
3.602059991
|
0.250176
|
Pada standart uPAR tersebut, diketahui
R2-nya 0,9994 yaitu mendekati 1, oleh karena itu kurva ini merupakan
kurva yang dapat diterima untuk menghitung kadar sampel dalam pembelajaran ini.
Namun seharusnya menghitung kadar IL-6 dengan standart zat lain tidak
diperbolehkan
3.
Korelasi sampel
Nama Sampel
|
Absorbansi
|
Log Absorbansi
|
Log Konsentrasi
|
Konsentrasi (dalam pengenceran)
|
Real Konsentrasi
|
3
|
0.07
|
-1.15490196
|
2.196853996
|
157.3453801
|
3933.634503
|
12
|
0.166
|
-0.779891912
|
2.57718873
|
377.7363072
|
9443.40768
|
16
|
0.058
|
-1.236572006
|
2.114024334
|
130.0242431
|
3250.606077
|
9
|
0.888
|
-0.051587034
|
3.315834651
|
2069.353333
|
51733.83333
|
14
|
0.121
|
-0.91721463
|
2.437916197
|
274.10452
|
6852.612999
|
6
|
0.044
|
-1.356547324
|
1.992345514
|
98.25293076
|
2456.323269
|
5
|
0.044
|
-1.356547324
|
1.992345514
|
98.25293076
|
2456.323269
|
4
|
0.052
|
-1.283996656
|
2.065926312
|
116.3928526
|
2909.821314
|
Dari perhitungan menggunakan kurva
uPAR diatas, didapatkan konsentrasi IL-6 (dalam nano liter) pada masing masing sampel.
Diskusi
Pada pelatihan penelitian ini secara
garis besar langkah-langkah ELISA sudah dilakukan dengan teratur dan semua
peserta telah mengetahui dasar teori dan prosedur dari ELISA ini, namun
didapatkan ketidak akuratan pada hasil standart IL-6, hal tersebut dikarenakan
pipetting yang tidak konsisten, karena pipetting dilakukan oleh oleh
masing-masing peserta pelatihan. Masing-masing peserta memiliki keakuratan yang
berbeda dalam pipetting sehingga mungkin terdapat kesalahan pipetting oleh
sebagian peserta. Selain itu pada saat washing dengan cara menghentakkan plate
ELISA gengan tegas, kekuatan dari para peserta pelatihan juga berbeda, sehingga
kemungkinan peserta yang memiliki kekuatan lebih, secara tidak sengaja terlalu
kuat saat menghentakkan dan sebagian ikatan antigen-antibodi yang telah
ter-coating dapat terlepas dan terbuang. Oleh karena itu metode ELISA
seharusnya dilakukan oleh 1 orang saja sehingga keakuratan dan kekuatan dalam
melaksanakan langkah-langkah ELISA akan stabil.
Karena tidak dapat diperoleh standart
IL-6 yang akurat, maka untuk melanjutkan pelatihan yaitu cara menghitung kadar
IL-6 dari sampel, maka diambilah standart dari sampel lain (uPAR) yang memiliki
tingkat keakuratan tinggi. Seharusnya standart yang digunakan adalah standart
yang di-running bersama dengan sampel pada saat yang bersamaan. Meskipun zat
yang diukur sama, kita tidak boleh menggunakan standart suatu zat dari ELISA
sebelumnya untuk digunakan pada ELISA yang sedang di-running, apalagi
menggunakan standart zat yang berbeda. Namun tujuan utama ELISA ini adalah
sebagai pelatihan sehingga lebih mementingkan pada cara dan prosedur yang
dilakukan saat ELISA termasuk cara menghitung kadar suatu zat. Dengan
menggunakan standart uPAR, hasil absorbansi IL-6 dapat dimasukkan ke dalam
persamaan kurva standart uPAR sehingga dapat diketahui kadar Il-6 pada
masing-masing sampel.
Untuk menghitung kadar dari IL-6
digunakan cara regresi linier, sama dengan cara yang digunakan untuk
elektroforesis, namun persamaan garis yang dipakai pada standart adalah
persamaan logaritma. Persamaan garis yang dipakai ada bermacam macam,
tergantung dari kit yang kita gunakan atau dengan pendekatan hubungan
titik-titik hasil spectrophotometri menjadi sebuah persamaan garis. Pertama,
absorbansi atau optical density IL-6 hasil spectrophotometri dibuat pada tabel
pada Ms. Exel. Selanjutnya dibuat logaritma dari data absorbansi tersebut dan
dibuat logaritma dari konsentrasi standart. Kemudian dibuatlah persamaan garis
terhadap Log absorbansi dan Log konsentrasi dengan sumbu X sebagai Log
konsentrasi dan sumbu Y sebagai Log absorbansi. Absorbansi dari sampel
selanjutnya juga dibuat logaritmanya. Dengan persamaan garis tersebut, dapat
dihitung dan diketahui logaritma konsentrasi dari IL-6. Berikutnya dibuat
anti-logaritma dari Log konsentrasi IL-6 yang sudah didapatkan, sehingga akan
diketahui konsentrasi IL-6. Namun konsentrasi IL-6 ini adalah konsentrasi dalam
pengenceran 25 kali, sehingga untuk mengetahui konsentrasi IL-6 sesungguhnya
dalam sampel, konsentrasi yang telah kita dapat ini dikali 25. Dari perhitungan
regresi linier tersebut dapat diketahui konsentrasi IL-6 pada masing-masing
sampel.
Kesimpulan
1. Mahasiswa biomedik
dapat melakukan prosedur ELISA dengan baik dan menghitung kadar IL-6 dengan
menggunakan regresi linier pada pelatihan prosedur ELISA ini
2. Diketahui kadar IL-6
pada sampel 3 adalah 157,35 ng/ml, sampel 12 adalah 377,74 ng/ml, sampel 16
adalah 130,02 ng/ml, sampel 9 adalah 2069,35 ng/ml, sampel 14 adalah 274,1,
sampel 6 adalah 98,25, sampel 5 adalah 98,25, dan sampel 4 adalah 116,39 dengan
menggunakan standart uPAR.
maaf, saya ingin bertanya lebih lanjut dengan bapak. jika bapak berkenan, bisakah bapak memberikan kontak/email bapak lebih lanjut? trims.
BalasHapus